tiap adat dan keluarga berbeda
coba ditanyakan ke masing” orang tua, sebaiknya adat mereka bagaimana
kalau uang terbatas, disampaikanlah ke mereka juga, sebaiknya uang tersebut digunakan untuk dasar membangun keluarga daripada dihambur”kan untuk pesta ga penting

Tergantung.
Itu tergantung kedua mempelai. Saya melakukan lamaran yang sederhana. Tidak ada panggung, spot foto, bunga-bunga dan lainnya (seperti lamaran yang sedang hits saat ini).
Kami memang sepakat seperti itu, karena masih lamaran dan agar lebih khitmat, jadi kami hanya menghadirkan keluarga inti saja. Ayah, ibu dan saudara kandung.
Yang kami beli saat itu :

1. Cincin lamaran (pengikat) yang saya pilih sendiri sekitar Rp. 2,5 juta saat itu.
2. Makanan kecil untuk dibawa ke rumah mempelai wanita (jika laki-laki) dan makanan-makanan yang diberikan kepada keluarga mempelai laki-laki untuk dibawa pulang.
3. Baju baru untuk dipakai saat lamaran. Hahahhaa

Sederhana kan? Tapi balik lagi, itu kesepakatan kedua belah pihak. Ada yang mengikuti adat, ada yang ingin diadakan besar-besaran. Tergantung kedua belah pihak.

Saya jawab sesuai pengalaman saja ya.
Yang musti disiapkan:

1. Pelamar dan yang dilamar 😄
2. Keluarga dari masing-masing pihak. Saya sebagai pihak yang dilamar saat itu hanya didampingi bapak ibu dan paklik bulik saya yang kebetulan paklik saya didapuk menjadi pranatacara karena fasih bahasa jawa krama inggil. Saya ga mau ngundang-ngundang tetangga karena ya belum nikahan kan, masih lamaran juga.
3. Suguhan tamu-tamu. Kurleb setara kaya lebaran lah,rupa-rupa dari kue basah sampai kering. Tidak lupa, jamuan makan juga.
4. Oleh-oleh untuk dibawa pulang pihak pelamar dan keluarga yang ikut. Nah,ini biasanya sudah diinfokan jumlah rombongannya sebelum hari H.
5. Cincin. Ga wajib karena tanpa cincin ya sah-sah aja lamarannya😁

No dekor pake backdrop segala macem kaya acara lamaran kekinian,
No baju couple,
No momen tukar cincin (saya dikasih cincin dari pihak laki-laki hanya sebagai tanda keseriusan dan yang memakaikan pun ibu mertua).
dandan di salon, no baju khusus. (Pakai gamis yang ada di rumah,bedakan sendiri🤭).
Nah,itu kalau dikira-kira ya habisnya di budget makan dan oleh-oleh saja. Kira-kira setara acara silaturahim keluarga besar saat lebaran lah. Kalau pihak laki-laki ya budget oleh-oleh sama cincin.
Tapi, saya rasa hal-hal di atas berlaku hanya jika yang dilamar sudah bersedia dilamar sebelumnya. Singkatnya, acara lamaran hanya formalitas sebagai bukti keseriusan. Beda jika lamarannya murni ngelamar anak orang langsung ke orang tuanya (mungkin) tanpa ngajakin anaknya nikah sebelumnya. Ga pake acara berlutut sambil ngomong, “Will you marry me?” gitu. Kalau lamaran yang situasinya begini mah cukup siapkan mental baja jika lamaran ditolak. Budget paling untuk beli buah tangan saja saat berkunjung ke rumah yang mau dilamar.