Aku jawab sesuai dengan keinginanku ya hehe
Aku bagi jadi beberapa jenis

1. Snack. bisa makanan tradisional/internasional spt martabak telur, kroket ayam, risol mayo, klepon, kacang oven, dll
2. Makanan berkuah. Soto, bakso, tom yum, steam boat, selat solo, dll
3. Makanan kering. Bisa gorengan/yg dikukus/ dipanggang. Contoh mendoan, dimsum, siomay, kambing guling, zuppa soup, mac n cheese, spaghetti, dll
4. Minuman/es. Es teh, soda, sirup, dawet, es krim, sop buah, dll
5. Dessert. Kue, choux, cheese cake, dll
6. Buah/sayur. Salad buah, salad sayur, pecel, rujak, buah tusuk saus coklat, dll

Biasanya jenis2 makanan itu ada di setiap resepsi, tinggal disesuaikan dengan keinginan, lebih bagus kalo ada semua jenis yg saya sebut hehe, cuma request aja. Biasanya pengantin punya pilihan menu sendiri/menu kesukaan mereka biar tamu2 juga bisa ikut merasakan makanan yg disukai pengantin juga. Mungkin quorawan/quorawati ada yg mau nambahin listnya hehe, cmiiw

Pilihan sepatu untuk pernikahan memang tergantung banyak hal. Berikut ini beberapa panduan sederhana:

1. Untuk Pengantin: Sebaiknya pakai sepatu hak tinggi, minimal 3–4 inci. Sepatu pumps atau sandal tali bisa jadi pilihan yang pas. Walaupun kamu bisa saja memilih sepatu datar, mengikuti “aturan” ini bisa membuat penampilanmu lebih seimbang.
2. Untuk Pengiring Pengantin: Pastikan sepatu dan gaunmu serasi. Semua pengiring pengantin sebaiknya menggunakan jenis sepatu yang sama, baik itu sepatu hak, sandal bertumit, atau sepatu datar, dengan warna dan gaya yang serupa.
3. Sebagai Tamu:
   • Kalau acaranya formal, sepatu pumps tertutup, pumps dengan ujung terbuka, atau sandal bertumit setidaknya 3–4 inci adalah pilihan yang tepat.
   • Untuk acara semi-formal, kamu bisa memakai sepatu datar.
   • Jika acaranya kasual, kamu bebas memilih; sepatu hak selalu terlihat bagus dalam situasi apa pun, jadi pilihlah yang menurutmu nyaman dan sesuai.

Kalau kamu mau berbagi lebih banyak tentang peranmu, tingkat formalitas acara (formal, semi-formal, kasual), dan warna yang digunakan, aku dan orang lain bisa kasih saran yang lebih tepat untuk acara tersebut!

Saya jarang berkecimpung dalam dunia fotografi untuk wedding dan pre-wedding namun saya akan coba menjawab.
Mari kita lihat lagi apa yang membuat jasa fotografi itu mahal:

1. Pengalaman Fotografer: Semakin berpengalaman fotografernya, akan semakin mahal jasanya.
2. Photoshoot Equipment: Gear apa yang akan dipakai dan dibawa oleh si fotografer. Apakah menggunakan kamera yang cukup high-end? Apakah perlu menggunakan drone? Apakah perlu membawa peralatan lighting tambahan?
3. Properti: Apakah memerlukan properti tambahan. Contoh paling terkenalnya adalah seperti sewa hardtop di Gunung Bromo
4. Wardrobe / Kostum dan Make up: Apakah anda memerlukan kostum tambahan yang akan anda sewa? Apakah anda memerlukan pula jasa make up artist dari si penyedia jasa fotografi?
5. Lokasi Foto: Apakah lokasi foto cukup jauh? bagaimana dengan biaya transport? Apakah perlu izin untuk menggunakan lokasi tersebut untuk foto Pre-Wedding?

Jika menginginkan anggaran yang minim untuk Pre-Wedding, sebaiknya bisa dilihat lagi empat sumber anggaran di atas dengan meminimalisasi atau mengeliminasi beberapa faktor di atas, anda bisa mendapatkan biaya pre-wedding yang sedikit atau bahkan hampir gratis. Yang saya sarankan untuk diminimalisasi adalah kostum dan lokasi foto, karena banyak foto pre-wedding dengan skill fotografer yang mumpuni bisa menghasilkan foto yang bagus tanpa harus pergi ke tempat yang terlalu istimewa (mending tabung dulu uangnya untuk honeymoon)
Untuk konsepnya sendiri bisa berupa pilihan berikut ini:

• Urban Photography: Karena lokasi di kota, anda tidak perlu pergi jauh-jauh dan kostumnya tidak perlu yang terlalu rumit.
• Nature Photography: Untuk lokasi alam, tidak perlu jauh-jauh. Banyak lokasi di pinggiran jakarta seperti Bogor dan Pulau Seribu yang cukup cantik untuk dijadikan lokasi pre-wedding. Beberapa tempat mungkin mempunyai biaya tambahan untuk izin. Jadi mungkin harus cari tempat dengan sedikit lebih rajin.
• Indoor Photography: Hampir sama dengan urban, tetapi banyak lokasi indoor yang membutuhkan biaya izin yang tidak sedikit. Disini kita tetap bisa sedikit menghemat biaya transport dan kostum.

Fokuskan foto pada anda dan pasangan. Gunakan style foto portrait dan bokeh untuk meminimalisir latar belakang yang dirasa kurang menarik. Seharusnya fokusnya ada pada anda karena yang mau diceritakan adalah kisah anda dengan pasangan. Latar belakang tidak seharusnya menjadi fokus utama pada foto pre-wedding.