Boleh gak sih gak menikah?
Subscribe Today →
For exclusive Youth services Insider content.
Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link and will create a new password via email.
Please briefly explain why you feel this question should be reported.
Please briefly explain why you feel this answer should be reported.
Please briefly explain why you feel this user should be reported.
For exclusive Youth services Insider content.
Parents Helped
Each Year
Exclusive
content
menurut saya, sebagai seorang muslimah, tidak boleh meniatkan diri untuk tidak menikah.
sayapun belum menikah dan belum ada rencana menikah dalam waktu dekat. saya pikir saya akan menikah suatu saat nanti, tapi tidak tahu kapan ^^
Sebenarnya menikah itu pilihan.
Akan tetapi, bagi orang yang beragama menikah itu sama halnya dengan ibadah yaitu menyempurnakan separuh agama.
Kamu akan merasa lebih bahagia lagi ketika kamu memiliki pasangan yang sefrekuensi dan sejalan pemikirannya dengan kamu.
Katakan saja kalau kita hidup di dunia itu untuk mengejar akhirat.
Nah, dengan pasangan yang sejalan yang seiman, kamu bisa tuh berjuang bareng-bareng, semangatin bareng-bareng. Biar perjalanannya terasa lebih ringan.
Selain kamu dapat mengisi kekosongan di hati, kamu dapat pula melampiaskan hawa nafsu dengan cara yang benar. Dengan halal dan malah mendapatkan pahala.
Semuanya akan ada ujian tentunya tak hanya bahagianya saja, namun pahitnya pun akan ditelan bersama. Tidak perlu khawatir, dengan kamu berikhtiar dan berpasrah kepad Sang Maha, segalanya akan terasa lebih mudah.
Namun, sampai saat ini pun masih banyak diluaran sana orang yang lebih mementingkan karir dan melupakan pernikahannya karena terlalu sibuk dengan dunianya sendiri.
Ada yang sudah berkarir namun belum menikah karena terlalu nyaman dengan kesehariannya, adapun yang ingin menikah namun ia berkutat dengan pekerjaannya yang memiliki gaji minim.
Ia memiliki kekhawatiran, pakah dengan gaji segini ia bisa mencukupi keluarganya? p
Padahal dalam Al-quran pun Allah sudah menyebutkan bahwa Rezeki itu akan bertambah ketika dua insan dipersatukan dan masing-masing membawa Rizkinya.
Jadi, tidak usah khawatir tentang rezeki karena ada Allah yang Maha mencukupi Rizki, Yang Maha Memiliki segalanya tergantung bagaimana kita mau berusaha, ber doa dan mau untuk mencari Ridhonya berikhtiar dengan sekuat tenaga dan ikhlas
Kita berikhtiar semaksimal mungkin, nanti Allah yang menunjukkan hasilnya jadi tidak usah khawatir, ya!
Boleh jika itu memang pilihan sendiri. Setiap pilihan menikah atau tidak tentu saja sudah memikirkan plus minusnya.
Hidup hanya sekali, maka pilihlah pilihan yang membuat keadaanmu terasa lebih baik. Jangan terlalu menggantungkan harapan bahwa akan bahagia sepenuhnya atas pilihan hidup yang diambil.
Dalam pernikahan, ada bahagia dan ada yang tidak, begitupun dengan memilih melajang seumur hidup. Memilih tidak menikah tentu saja salah satunya terhindar dari problem pernikahan, ada banyak contoh pernikahan yang di dalamnya terdapat KDRT, perselingkuhan, tekanan mental dll. Ketika memilih hidup sendiri sudah pasti hal tsb tidak mengalami bukan? Namun ada banyak kok pernikahan yang bahagia, memang setiap hubungan ada ujian dengan ujian yang berbeda setiap orangnya.
Nah jika memilih melajang selain hidup terhindar dari berbagai drama pernikahan, bisa menentukan pilihan sendiri tanpa harus memikirkan keluarga, bebas menikmati hidup sendiri apalagi jika mempunyai banyak privilege atau uang akan lebih menyenangkan bisa mengunjungi berbagai tempat, mencari pengalaman lebih banyak. Dengan pilihan tsb juga ada resikonya seperti kerap kali hadir rasa sepi tanpa ada partner untuk berbagi segala hal. Setelah mempertimbangkan dengan matang silahkan jalani saja apa yang dikehendaki. Kita punya kendali atas kehidupan sendiri.
Sejauh yang saya pelajari dari lingkungan dan pengalaman orang
Kalau kamu ga menikah, dan kamu punya duit mungkin kamu masih bisa mendapatkan semuanya entah itu sex, teman, dll. ( ya walaupun dosa ditanggung sendiri)
Tapi yang ga bisa kamu dapetin mungkin mengatasi rasa kesepian dihari tua,
Dan semandiri dan se financial freedom kamu, ga tau apa yang terjadi di tubuhmu mendatang, bisa jadi kamu sakit2an bahkan kalau kamu pernah dengar penyakit dementia/alzheimer yang sekarang marak terjadi, kamu bakal kesusahan memanage keuanganmu sendiri (saya ga mendoakan,tapi nanamanya indikator kemungkinan bisa saja terjadi)
Emang benar kata orang jaman dulu, orang tu harunya menikah dan beranak ya walaupun bisa terjadi kegagalan, tapi seenggaknya mencoba dari pada tidak sama sekali.
Boleh, mau kamu nikah poligami cerai selingkuh jomblo seumur hidup siapa yang larang
Semua kehidupan ya milik kamu.
Semua ada konsekuensi nya dan dampaknya untuk siapa? Ya untuk diri kamu juga
Lagian ya, mau nikah kek anak nya 11 kek.. Tetep aja saat dikubur kamu sendirian hanya apakah hidupmu akan selalu sendiri dari dalam kandungan ibu sampai terkubur di tanah sendirian
pernikahan itu bukan main main tapi komitmen seumur hidup rela berkorban bukan main cinta cintaan kaya sinetron
Tentu, yuk kita bahas soal menikah ini dengan lebih santai.
Gak masalah kok kalau kamu gak mau nikah. Setiap orang punya jalan hidupnya masing-masing, dan menikah itu bukan satu-satunya tujuan hidup, ya. Ada banyak hal seru yang bisa kamu lakukan tanpa harus menikah, seperti mengejar karier impian, traveling, atau menghabiskan waktu dengan orang-orang tersayang.
Kenapa banyak orang pilih gak nikah?
Yang penting kamu bahagia.
Jangan terlalu memikirkan pandangan orang lain soal pernikahan. Yang paling penting adalah kamu merasa nyaman dan bahagia dengan pilihan hidupmu. Ingat, hidupmu, kamu yang tentuin.
Kalau kamu masih ragu atau punya pertanyaan lain, jangan sungkan untuk bertanya ya. Kita bisa diskusi bareng.
Jadi, intinya, menikah atau enggak itu pilihan pribadi. Yang penting kamu bahagia dan merasa puas dengan hidupmu.
Menurut saya ini pertanyaan dari sikap defensif. Mohon maaf dan pengertiannya, saya akan memberi saran dan kritik atas pertanyaan ini.
Jawaban saya atas pertanyaan kali ini adalah tidak. Ini adalah pendapat saya secara pribadi.
Menikah adalah ibadah, seperti juga banyak pendapat orang lain. Jika ibadah adalah suatu kewajiban untuk mendapatkan ridho Tuhan, maka menikah juga sama. Menikah pun adalah suatu kebutuhan hidup. Seperti kita tidak bisa hidup hanya seorang diri di dunia dan memerlukan orang lain, maka sama seperti menikah. Menikah adalah cara untuk kita hidup bersama seorang pasangan dalam kehidupan berumah-tangga.
Namun, menikah pun tidak boleh sembarangan. Seperti ada tahapan yang harus kita penuhi sebelum menikah. Sebelum menikah, kita harus siap secara lahir dan batin. Apa maksudnya?
Kita harus siap dengan finansial secara mapan. Karena setelah menikah kita tidak hidup hanya sendiri, bahkan jika seorang lelaki maka harus menghidupi wanita yang menjadi istrinya dan memberinya nafkah. Itulah kewajiban secara lahir karena tidak mungkin dan tidak boleh menelantarkannya, apalagi jika sudah memiliki anak.
Jika yang dikhawatirkan adalah “setelah menikah pasti punya anak, saya takut tidak bisa membahagiakan anak. Maka tidak perlu punya anak dan tidak perlu menikah pula.” Ini adalah hal yang banyak dikhawatirkan oleh orang-orang pada suatu negara (saya tidak akan menyebutkan negaranya). Jawabannya adalah tidak perlu khawatir. Seseorang diciptakan dengan membawa takdir pasti bahkan sejak dalam kandungan, yaitu kematian, jodoh, dan rezeki. Jika Anda takut anak Anda tidak bisa bahagia dan Anda tidak bisa membahagiakannya, maka tidak perlu khawatir karena anak Anda sudah mempunyai rezekinya sendiri yang telah ditetapkan oleh Tuhan.
Seperti 3 takdir pasti yang sudah disebutkan, Anda pun memilikinya, termasuk juga jodoh Anda. Jika Anda ditakdirkan bertemu dengan jodoh Anda dan menikah dengannya, mau menolak atau menghindar sekeras apapun juga Anda akan tetap bertemu dan menikah dengan jodoh Anda tersebut.
Lalu, kita juga harus siap secara batin. Jangan menganggap menikah sebagai tekanan yang membebanimu. Jangan sampai jika Anda merasa tertekan apalagi terpaksa untuk menikah, maka yang mungkin terjadi setelah menikah adalah menderita stress. Anda harus siap sebelum memutuskan untuk menikah, setelah merasa siap maka menikahlah.
Apalagi menikah adalah cara kita saling berbagi kesulitan dan beban dengan pasangan suami/istri agar kita dan pasangan kita bisa saling meringankan beban satu sama lain. Kesimpulannya menikah juga termasuk cara untuk memudahkan hidup kita yang awalnya hanya seorang diri. Bagaimana pun juga berdua lebih baik daripada hanya sendiri.
Namun, jika Anda merasa belum siap maka Anda bisa menunda untuk menikah. Menunda menikah dengan tidak menikah adalah sesuatu yang sudah sangat jelas berbeda. Tundalah hingga kapanpun Anda merasa telah siap, maka menikahlah. Jika Anda merasa sulit dalam hal ini, maka Tuhan pasti memberikan kemudahan pada Anda. Sekalipun Anda merasa baru siap menikah setelah memiliki usia yang sangat tua, tidak masalah. Menikahlah saat Anda sudah tua. Karena usia hanyalah angka, tapi jodoh adalah sesuatu yang pasti dan tidak akan kemana. Selain usia yang sudah matang saat tua, mungkin pemikiran Anda juga sudah jauh lebih matang lagi hingga akan membuat Anda siap untuk menikah.
Ini hanya menurut pendapat saya, mungkin bagi Anda yang membuat pertanyaan ini bukan tidak ingin menikah, tapi tidak siap menikah. Atau mungkin juga terpengaruh oleh sikap defensif seperti yang sempat saya sebutkan di atas bahwa ini adalah pertanyaan dari sikap defensif. Apa arti dari sikap defensif?
Sikap defensif adalah reaksi atau perilaku seseorang yang cenderung untuk mempertahankan diri atau menghindari tanggung jawab dalam situasi yang memerlukan kritik, umpan balik, atau perubahan. Sikap ini biasanya muncul saat seseorang merasa malu, takut, cemas, atau marah karena disalahkan dan dikritik.
Sikap defensif dapat disebabkan
oleh beberapa hal, seperti: Trauma, Kesulitan dalam berkomunikasi secara asertif, Pengaruh lingkungan, Gangguan mental.
Sikap defensif dapat dikurangi dengan melakukan refleksi diri, belajar memenuhi tanggung jawab, dan berkonsultasi kepada seorang psikolog.