Yaa Allah..
Otak auto teringat masa lalu waktu kecil, melihat mbokde² dan simbah² yg rewang. Nasinya dicetak seperti di gambar, duh kangen masa itu 😂

Minta agar-agar yg sudah jadi di dapur.

Menonton ibuk² bikin jenang di pagi hari. Kalau siang udah ganti personel bapak² karna semakin berat ngaduknya. Rame banget kalo lg bikin jenang ini. Cadangan pemain banyak 😅.

Teh yg super banyak di atas meja. Kalo mau tinggal ambil 🤭

Dulu suka banget bantuin nglipetin sosis solo. Sering dikomplen jg karna kurang rapi.

Wisata masalalu yg menyenangkan.
Sekian. Terimakasih sudah mampir.
Sumber foto dr Google.

Makanan selalu hadir didalam perayaan adat Nusantara. Umumnya, makanan yang disajikan dalam perayaan adat Nusantara memiliki makna filosofi yang mendalam.
Tak terkecuali dalam pesta pernikahan adat Jawa, khusunya daerah asal saya yaitu Jawa Tengah. Ada beberapa makanan yang umum disajikan kepada tamu. Berikut beberapa makanan yang umumnya disajikan dan selalu ada beserta makna dari makanan itu sendiri
Es Puter

Es puter atau es dungdung adalah salah satu hidangan pencuci mulut dari Indonesia berupa es krim berbahan dasar santan sebagai pengganti susu. Di zaman dahulu, es puter hanya dapat dinikmati oleh orang kaya, karena susu yang merupakan bahan es krim memiliki harga yang sangat mahal. Es puter ini sebenarnya memiliki rasa yang sama seperti es krim pada umumnya, tetapi cara pembuatannya yang diputar membuatnya dinamakan es puter.
Makanan ini memiliki arti yang mendalam yaitu agar pengantin dan keluarga mampu mengatasi setiap permasalahan atau konflik yang terjadi.
Lemper

Lemper adalah makanan ringan yang terbuat dari ketan, biasanya berisi abon atau cincangan daging ayam dan dibungkus dengan daun pisang. Lemper merupakan jajanan tradisyonal yang hampir selalu tersedia di setiap momet atau acara adat.
Lemper sendiri merupakan akronim dari kalimat “yen dialem atimo ojo memper” . Kalimat ini memiliki arti “ketika dipuji tidak boleh sombong” . Kalimat ini bagi pengantin memiliki makna agar menjadi pribadi yang rendah hati
Jadah dan Wajik

Jadah dan wajik merupakan makanan yang terbuat dari beras ketan. Jika dilihat dari bentuk dan bahan dasarnya, keduanya memang terlihat sama naum aslinya berbeda. Jadah biasanya berwarna putih dengan rasa yang sedikit gurih, sementara wajik berwarna coklat dengan rasa manis yang khas dari gula merah.
Makanan ini memiliki arti secara khusus dari tekstur yang dihadirkan, jadah dan wajik memiliki tekstur yang sangat lengket. Sifat beras ketan yang lengket, diharapkan bisa menjadi pelajaran bagi setiap pengantin agar keduanya juga senantiasa lengket atau memiliki hubungan erat dan susah dipisahkan.
Bubur Sumsum

Merupakan salah satu hidangan tradisional yang wajib ada pada pesta pernikaha adat Jawa. Berbahan dasar beras putih, yang dicampur dengan beras ketan dan santan. Untuk menambah cita rasa gurihny, maka ditambahkan lelehan gula merah, dengan demikian rasa gurih dan lezat akan terasa pada bubur ini.
Bubur sumsum memiliki banyak makna dalam pesta pernikahan. Warna bubur sumsum yang putih dan bersih melambangkan kesucian. Dengan demikian janji yang dibuat pada acara pernikahan tersebut merupakan janji suci. Dengan janji suci itu diharapkan dapat mendatangkan kesejahteraan pada kedua mempelai, serta memperoleh berkat dan kekuatan dalam mengarungi pernikahan.
Rengginang

Rengginang menjadi makanan yang tak pernah lepas dari acara pernikahan orang Jawa. Camilan ini disering dianggap sebagai kuliner dari kampung karena hanya terbuat dari nasi atau beras ketan. Meskipun disebut kuliner kampung, ternyata membuat rengginang ini tidak mudah. Pertama nasi atau beras ketan itu harus dijemur di bawah sinar matahari untuk kemudian digoreng.
Rengginang tidak hanya terkenal oleh rasanya yang renyah, ada filosofi tersembunyi dibalik itu. Renggianang diartikan sebagai simbol ‘persatuan’ karena makanan ini tersusun dari butiran beras ketan yang saling berhimpitan. Satu sama lainnya saling bersatu dan tidak mudah dipecah belah. Selain itu, rengginang juga simbol ‘kemakmuran’, karena bahan dasarnya terbuat dari nasi atau beras ketan yang menjadi makanan pokok bangsa Indonesia.
Jenang atau Dodol Ketan

Dodol menjadi salah satu jenis kue tradisional yang biasanya wajib ada di hantaran lamaran. Khususnya dalam acara lamaran pernikahan adat Jawa. Teksturnya juga lembut dan lengket karena dibuat dari campuran tepung beras dan tepung ketan . Proses pembuatannya memerlukan waktu berjam-jam.
Dari proses pembuatan kue ini mengandung filosofi yaitu menghadapi kehidupan rumah tangga itu tidak mudah dan tak boleh berputus asa. Dodol juga dibuat secara gotong royong, yang menandakan bahwa dalam rumah tangga harus ada kerjasama. Selain itu teksturnya yang lengket, mengandung filosofi agar lamaran yang sudah dilakukan awet bertahan hingga ke jenjang pernikahan dan seterusnya hingga mau memisahkan.
Madumongso

Madumongso biasa dibuat ketika ada acara-acara perayaan seperti pernikahan, hari raya dan lain sebagainya. Madu mongso adalah kudapan manis yang terbuat dari ketan hitam yang telah difermentasi kemudian dimasak dengan gula. Sebagai ciri khas yang membedakan dengan makanan tradisional lainnya, madu mongso biasanya dibungkus dengan plastik dan kertas warna-warni.
Madu mongso berasal dari kata “madu” dan “mongso” dengan pengertian “madu” adalah cairan manis dari tumbuhan dan “mongso” yang berarti makanan. Mongso juga bisa berasal dari kata “rumongso” yang berarti dipikir atau dikira, sehingga bisa dimaksudkan madu mongso adalah makanan yang dikira mirip manisnya dengan madu.