Tradisi pernikahan di Indonesia sangat banyak dan tentu saja unik. Tapi seiring perkembangan zaman, tradisi asli itu sudah banyak yang dipangkas, disederhanakan dengan alasan efektivitas dan penghematan biaya.

Namun, dari sedikit ritual pernikahan yang masih bertahan ada satu yang sangat menarik buat saya. Namanya tradisi nyongkolan, khas dari suku Sasak yang tinggal di pulau Lombok.

Tradisi nyongkolan.

Nyongkolan adalah tradisi mengarak pengantin selepas akad nikah. Kedua mempelai beserta rombongan akan berjalan kaki dari rumah mempelai wanita ke rumah mempelai pria. Jaraknya beragam, bisa setengah kilometer, bisa juga lebih.

Kata teman saya, kalau jaraknya terlalu jauh maka semua anggota arak-arakan itu awalnya akan naik kendaraan dulu. Mereka baru akan turun dan mulai tradisi arak-arakan beberapa puluh atau ratus meter menjelang lokasi.

Kan kasihan kalau jaraknya puluhan kilometer dan kedua mempelai harus diarak sejauh itu. Bisa-bisa sampai lokasi luntur semua bedak di wajah mereka 😅

Oh ya, arak-arakan ini akan diiringi oleh musik tradisional yaitu gendang beleq. Saat ini sudah ada modifikasi. Bukan pemain gendang lagi yang mengiringi arak-arakan, tapi seperangkat speaker besar yang memutar musik tradisional yang sudah direkam.

Saat sering mengunjungi Lombok beberapa tahun lalu, kami sering diperingatkan untuk memperhitungkan tradisi nyongkolan ini saat akan ke bandara. Bukan apa-apa, nyongkolan ini bisa menyebabkan macet panjang karena jalan menjadi sempit dan ramai. Bisa-bisa mereka yang nikah, kita yang telat 😁

Saya orang yang suka sekali ke pesta perkawinan, dan bagi saya pesta perkawinan yang paling unik adalah perkawinan palembang, disamping busananya yang sangat mewah ada sebuah tarian bernama Tarian Pagar Pengantin dimana mempelai wanita menari sebagai tanda persembahan bagi para pengunjung, indah sekali…
Dan tarian ini tidak ada di pesta adat lain…