Saya jarang berkecimpung dalam dunia fotografi untuk wedding dan pre-wedding namun saya akan coba menjawab.
Mari kita lihat lagi apa yang membuat jasa fotografi itu mahal:

1. Pengalaman Fotografer: Semakin berpengalaman fotografernya, akan semakin mahal jasanya.
2. Photoshoot Equipment: Gear apa yang akan dipakai dan dibawa oleh si fotografer. Apakah menggunakan kamera yang cukup high-end? Apakah perlu menggunakan drone? Apakah perlu membawa peralatan lighting tambahan?
3. Properti: Apakah memerlukan properti tambahan. Contoh paling terkenalnya adalah seperti sewa hardtop di Gunung Bromo
4. Wardrobe / Kostum dan Make up: Apakah anda memerlukan kostum tambahan yang akan anda sewa? Apakah anda memerlukan pula jasa make up artist dari si penyedia jasa fotografi?
5. Lokasi Foto: Apakah lokasi foto cukup jauh? bagaimana dengan biaya transport? Apakah perlu izin untuk menggunakan lokasi tersebut untuk foto Pre-Wedding?

Jika menginginkan anggaran yang minim untuk Pre-Wedding, sebaiknya bisa dilihat lagi empat sumber anggaran di atas dengan meminimalisasi atau mengeliminasi beberapa faktor di atas, anda bisa mendapatkan biaya pre-wedding yang sedikit atau bahkan hampir gratis. Yang saya sarankan untuk diminimalisasi adalah kostum dan lokasi foto, karena banyak foto pre-wedding dengan skill fotografer yang mumpuni bisa menghasilkan foto yang bagus tanpa harus pergi ke tempat yang terlalu istimewa (mending tabung dulu uangnya untuk honeymoon)
Untuk konsepnya sendiri bisa berupa pilihan berikut ini:

• Urban Photography: Karena lokasi di kota, anda tidak perlu pergi jauh-jauh dan kostumnya tidak perlu yang terlalu rumit.
• Nature Photography: Untuk lokasi alam, tidak perlu jauh-jauh. Banyak lokasi di pinggiran jakarta seperti Bogor dan Pulau Seribu yang cukup cantik untuk dijadikan lokasi pre-wedding. Beberapa tempat mungkin mempunyai biaya tambahan untuk izin. Jadi mungkin harus cari tempat dengan sedikit lebih rajin.
• Indoor Photography: Hampir sama dengan urban, tetapi banyak lokasi indoor yang membutuhkan biaya izin yang tidak sedikit. Disini kita tetap bisa sedikit menghemat biaya transport dan kostum.

Fokuskan foto pada anda dan pasangan. Gunakan style foto portrait dan bokeh untuk meminimalisir latar belakang yang dirasa kurang menarik. Seharusnya fokusnya ada pada anda karena yang mau diceritakan adalah kisah anda dengan pasangan. Latar belakang tidak seharusnya menjadi fokus utama pada foto pre-wedding.

Orang tua/keluarga dari masing-masing mempelai berdiri berdampingan sambil membawa pasfoto anak mereka yang akan dinikahkan.
Nah itu bisa dieksekusi pas rapat keluarga. Anggaran minim banget tapi pesannya cukup kuat, pernikahan adalah penyatuan dua keluarga.